Memilih Mainan Anak Edukasi Anak

Hallo teman - teman diblog Kali ini saya akan memberikan informasi tentang Mainan anak, bukan hanya sekedar mainan saja tapi juga bisa memberikan edukasi kepada anak.


    Mainan merupakan salah satu alat interaksi yang dapat membantu tumbuh kembang si kecil. Namun, banyak orang tua yang belum menyadari bahwa sebenarnya mainan bukan hanya sekedar mainan. Mainan dapat memberikan kesempatan pada anak untuk belajar '' dengan cara yang menyenangkan''. Banyak juga mainan yang baik sesuai umur anak yang dapat mengajak anak untuk melatih indra, menumbuhkan imajinasi mereka dan mendorong mereka untuk tau bagaimana berinteraksi dengan orang lain.

    Ketika memilih mainan untuk anak, orang tua perlu untuk memilih mainan yang sesuai dengan umur dan tingkat pemahamam anak itu sendiri. Sebagaimana bayi tentu belum dapat mengerti huruf, anak umur lima tahun masih belajar mengucapkan kata yang mudah, dan mungkin masih dalam tahapan belajar. Akan lebih baik juga bila saat ingin menghadiahkan sebuah mainan kepada seorang anak diikuti dengan tantangan seperti contohnya pencarian harta karun, yang mudah dimengerti anak.



Berikut adalah beberapa pilihan bagi para orangtua ketika ingin memberikan mainan buat si kecil di rumah:

Mainan anak usia 0-12 bulan

    Pada usia ini, bayi sudah mulai bisa fokus dan bereaksi pada hal-hal di sekitarnya.Mulai dari cahaya, suara, bentuk, dan warna yang terlihat mencolok. Mereka juga sudah mulai bisa menggenggam, meraih, atau menggigit benda.

Beberapa mainan edukasi yang cocok untuk anak-anak usia 1 tahun ke bawah yaitu:

  1. Teether
  2. Kerincing berbahan silikon 
  3. Buku berbahan kain
  4. Mainan ring donat yang disusun
  5. Boneka tangan berbentuk binatang

Mainan bertekstur lembut yang berbunyi dan berwarna terang cocok untuk bayi di bawah usia 1 tahun. Mainan edukasi untuk anak usia 1-2 tahun

       Di usia balita, kemampuan motorik anak sudah mulai mantap. Untuk itu, Anda boleh memberikannya mainan balok susun yang bisa dibongkar pasang. Beberapa jenis mainan edukasi untuk anak usia 1-2 tahun yaitu:

  1. Bola warna warni dengan diameter besar
  2. Buku cerita dengan bahan tebal
  3. Buku mewarnai
  4. Mainan yang bisa mengeluarkan lagu
  5. Alat musik (drum atau keyboard plastik)

Saat memilih bola, sebaiknya pilihlah yang berbahan lembut dari plastik atau karet. Ini untuk menghindari anak terluka saat sedang melempar. Permainan bola warna-warni juga bisa jadi pilihan karena balita di usia ini sudah lancar berjalan, berlari, dan melompat. Permainan bernyanyi, menggambar dan berlari bisa merangsang aktivitas otak anak, indera pendengaran, kosakata, serta motorik kasar dan halus anak.

Mainan edukasi untuk anak 2-3 tahun

Di usia 2-3 tahun, kemampuan anak semakin bertambah. Ia sudah bisa bicara dengan kosakata lebih banyak dan pelafalannya jelas. Anak juga semakin penasaran dengan hal-hal baru yang dilihatnya. Anda bisa memberikan beberapa jenis permainan untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Beberapa jenis mainan edukasi untuk anak usia 2-3 tahun, yaitu: 

  1. Balok susun yang sederhana
  2. Puzzle ukuran besa
  3. Rumah-rumahan
  4. Mainan malam atau play dough
  5. Mainan huruf
  6. Permainan musik (xilofon)
  7. Mainan karet bentuk binatang
    Di usia 2-3 tahun, anak sedang gemar bermain peran. Maka, mainan rumah-rumahan sangat cocok diberikan pada anak di usia ini. Sementara permainan musik yang dipukul seperti xilofon membuat anak belajar mengenal nada tinggi dan rendah. Tidak hanya itu, mainan bentuk binatang dapat membantu mengembangkan imajinasi si kecil.

Anak juga dapat belajar bagaimana cara menyayangi, merawat, dan memperlakukan hewan dengan baik.

Mainan anak usia 4 tahun ke atas (usia prasekolah)

Mainan yang si kecil butuhkan di usia ini adalah yang dapat mengembangkan empati, kerja sama, dan keinginan bersosialisasi dengan orang lain.

Sebab di usia prasekolah, anak akan bertemu banyak orang baru dan harus mulai belajar beradaptasi dengan lingkungan yang juga baru. Berikut mainan yang cocok untuk buah hati Anda yang berusia 4 tahun:

  1. Bola sepak mini
  2. Bola basket
  3. Permainan masak-masakan
  4. Puzzle
  5. Balok bongkar pasang yang rumit
  6. Mainan tradisional (kelereng, bola bekel, dan congklak)
  7. Boneka

    Di usia pra sekolah atau 4 tahun, anak sedang belajar untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-temannya. Mainan di atas bisa melatih kemampuan sosial dan emosional anak, sehingga bisa beradaptasi dengan baik. Sebagai contoh, bermain boneka sambil bermain peran. Permainan ini bagus untuk mengasah imajinasi, kreativitas, dan empati anak, terlepas apa pun jenis kelamin mereka. Memberikan anak boneka juga bisa menjadi cara yang bagus untuk membantu mereka mempelajari kata-kata baru.

Mainan yang sebaiknya tidak diberikan ke anak

    Mainan dan anak-anak adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Namun, tidak semua mainan baik untuk mereka. Pasalnya, tidak semua mainan dibuat untuk meningkatkan kreativitas si kecil. Ada pula beberapa mainan yang hanya “sekadar lucu” dan sedang populer tetapi sama sekali tidak bermanfaat untuk anak, seperti:

  • Mainan senjata

Kebanyakan orangtua mungkin tanpa pikir panjang membelikan mainan senjata buat anak laki-lakinya. Alasannya, “Biar tumbuh jadi pria gagah dan macho!” Namun, mainan dengan bentuk senjata seperti pistol, senapan laras panjang, samsak, atau boneka tinju sebaiknya dihindari. Permainan seperti ini akan memicu perilaku agresif pada buah hati Anda. Ia juga dapat tumbuh dengan memahami bahwa “kekerasan adalah hal yang wajar dan boleh dilakukan” jika tidak pernah diawasi oleh orangtuanya selama bermain.

  • Gawai
    Tidak sedikit orangtua yang secara khusus membelikan anak mereka gadget atau gawai elektronik agar tidak rewel. Namun, membiarkan anak bermain gadget sejak usia dini dapat mengganggu proses tumbuh kembangnya. Risiko yang paling utama adalah keterlambatan berbicara karena interaksi anak hanya berjalan satu arah, dari layar gawai saja. Bermain gawai bagi anak-anak kecil juga telah dikaitkan dengan masalah sulit fokus, gangguan belajar, serta sulit tidur.

Bayi dan anak kecil bisa belajar lebih baik dengan materi yang bisa mereka sentuh, raba, dan genggam, ketimbang hanya sekadar melihat. Mengeksplorasi konsep-konsep dalam tiga dimensi akan lebih baik untuk perkembangan kognitif anak daripada hanya pemahaman lewat gambar dua dimensi.

Bila sangat terpaksa memberikan gadget pada anak, pastikan tayangannya khusus anak-anak dan waktunya dibatasi. Sebaiknya, Anda juga ikut menonton dan bertanya tentang tontonan si kecil, agar tetap terjadi komunikasi dua arah.


    

Komentar

Postingan Populer